1/26/2008

27*TUGU MAIMUN SALEH

26/01/2008 10:25 WIB

Pesawat Tempur Hawk 200 Hiasi Tugu Maimun Saleh
[ rubrik: Serambi topik: Hankam ]

BANDA ACEH - Satu unit pesawat tempur Hawk 200 milik TNI Angkatan Udara (AU), dijadikan sebagai monumen sejarah di Aceh. Pesawat tempur itu, Jumat (25/1) kemarin dipasang di atas Tugu Maimun Saleh di Simpang Aneuk Galong––pinggiran jalan Banda Aceh-Medan––Kecamatan Montasik, Aceh Besar. Monumen itu dimaksudkan untuk mengenang penerbang pertama asal Aceh bernama Maimun Saleh.
Berdasarkan data yang dihimpun Serambi dari berbagai sumber, Maimun Saleh adalah putra Aceh yang lahir di Aneuk Galong, Montasik, Aceh Besar pada 14 Mei 1929. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Taman Siswa dan Sekolah Menengah Islam di Koetaradja.
Pada Agustus 1949, Maimun Saleh diterima menjadi murid penerbang di Koetaradja (Banda Aceh) dan pada tahun 1950 ia dipindahkan ke Sekolah Penerbang di Kalijati.
Pada 1 Februari 1951, ia berhasil memperoleh ijazah sebagai penerbang kelas 3. Kemudian ia masuk Squadron IV (Pengintai Darat) dan turut serta dalam semua operasi yang dijalankan oleh Squadron tersebut.
Pada hari Jumat, 1 Agustus 1952, Sersan Udara Maimun Saleh meniggal setelah pesawat intai Auster IV-R-80 yang dikemudikannya mengalami kecelakaan di Pangkalan Udara Semplak, Bogor. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.25 WIB.
Almarhum adalah seorang Penerbang Daerah Istimewa Atjeh, dan gugur pada usia yang sangat muda, 25 tahun. Jenazah Maimun Saleh dikebumikan pada 2 Agustus 1952 di desa kelahirannya.
Untuk mengenangnya, nama Maimun Saleh telah diabadikan untuk lapangan terbang Militer Lhoknga dan Detasemen AURI Banda Aceh (dahulu Koetaradja), pada 9 April 1954 oleh Angkatan Udara Republik Indonesia. Nama Maimun Saleh juga diabadikan menjadi nama Landasan Udara Sabang.
Proses peletakan
Prosesi peletakan pesawat tempur buatan Inggris tahun 1980-an di Tugu Maimun Saleh dilakukan oleh sejumlah personel Landasan Udara (Lanud) Sultan Iskandar Muda (SIM), dipimpin Danlanud SIM, Letkol Pnb Fachri Adamy. Prosesnya membutuhkan waktu tiga jam lebih. Sekitar pukul 17.30 WIB, pesawat tempur itu telah terpasang sempurna di atas tugu.
Danlanud SIM, Letkol Pnb Fachri Adamy yang ditemui Serambi di lokasi mengatakan, pesawat tempur tersebut dipersembahkan kepada masyarakat Aceh untuk dijadikan sebagai monumen sejarah. Gagasan itu sendiri, kata Fahcri, awalnya dicetus oleh putra Aceh Marsekal Udara Teuku Syahril, yang menjabat Komandan Operasi Angkatan Udara I.
“Kebetulan saya yang meneruskan di sini, maka maksud dan keinginan Teuku Syahril kita lanjutkan. Kita bekerjasama dengan Pemkab Aceh Besar dan pemerintah mendukung pembangunan monumen ini,” kata Fahcri didampingi Bupati Aceh Besar, Bukhari Daud.
Ditambahkan, pemberian pesawat tempur itu sebagai bentuk terima kasih dan ikatan batin antara Angkatan Udara dengan masyarakat Aceh. Sebab, masyarakat Aceh yang pertama sekali membelikan pesawat terbang kepada negara ini, yaitu Seulawah. “Dulu kan masyarakat Aceh yang pertama beli pesawat untuk Indonesia,” ujarnya.
Pesawat yang dijadikan monumen itu, lanjut Danlanud SIM, adalah pesawat asli, bukan replika atau dibuat-buat. Termasuk juga empat amunisi yang terdapat di bagian sayap pesawat. “Hanya saja pada amunisi tersebut, detonator dan peluru ledaknya tidak dipasang lagi,” papar Fahcri Adamy.
Jet tempur tipe Hawk 200 ini, katanya lagi, dibawa ke Aceh pada tahun 2003 lalu, setelah pesawat tersebut mengalami kecelakaan saat melakukan penerbangan di Pekanbaru. Dalam kecelakaan itu mengakibatkan beberapa bagian pesawat retak, sehingga tidak bisa digunakan lagi untuk penerbangan.
“Secara fisik semuanya masih bagus, tapi tidak bisa terbang lagi karena retak,” kata Fahcri. “Aceh adalah satu-satunya yang menerima pesawat tempur untuk dijadikan monumen. Karena itu, masyarakat Aceh patut berbangga dengan pemberian ini,” sambungnya.
Bupati Aceh Besar, Bukhari Daud mengatakan, saat ini monumen tersebut masih dalam pengerjaan. Diperkirakan, satu atau dua bulan ke depan pengerjaannya telah selesai dan akan diresmikan. “Mungkin dalam dua bulan ini, tapi tanggal peresmiannya belum kita pastikan,” kata Bukhari.(saf/*)


http://www.serambinews.com/old/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=41554&rubrik=1&kategori=2&topik=4

No comments: