12/09/2008

63*MENCARI MAKANAN HALAL

Assalammualaikum ww...

Ied Mubarak lagi. Selamat Idul Adha bagi yang menunaikannya.

Senangnya mereka yang meninggal ketika sedang berhaji atau yang sedang akan dan baru pulang dari haji.

Ada tidak yang bercita-cita ingin meninggal ketika sedang berhaji? Hehe...
Pertanyaan yang sulit dijawab.

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya malam Paskah. Seorang kenalan minta ditemankan jalan-jalan meliat gereja-gereja mana yang membuat api unggun. Dapatnya diseebuah gereja di Ayios Andreas. Ketika kami tiba sekitar jam 12 tengah malam, apinya sudah mulai dibakar. Ternyata hehehe... apinya kebesaran.

Ngeri juga meliatnya, apalagi lidah apinya lebih tinggi dari gerejanya dan hampir menyambar mobil-mobil yang terparkir disekitarnya. Ketika saya tanya kepada kenalan tersebut, apakah anda percaya neraka? Jawabnya, iya. Lalu saya tanya lagi, kalau nanti anda mati kira-kira akan masuk neraka atau surga. Jawabnya neraka, Wah...

Wajahnya terlihat takut dan berfikir. Ternyata tidak rugi saya dijemputnya walaupun sempat menolak berkali-kali dengan alasan udaranya yang dingin dan mengantuk.

Orang-orang disini fanatik tapi tidak menjalankan kewajiban beribadah kepadaNya. Kuno kata mereka. Tapi mereka perduli sekali kepada sesama.

Contoh, ketika saya minta tolong diantarkan ke bengkel untuk menganbil kenderaaan saya, saya telfon seorang kenalan yang adalah seorang kepala Kepolisian disebuah pos kecil dia tidak menolak. Bahkan ada kepala bagian sebuah immigrasi yang sampai terliat basah sudut matanya karena tidak bisa memberikan saya izin untuk menyeberang ke negara sebelah untuk mencari makanan halal.
Beliau sempat menyebut sebuah nama jalan dimana banyak menjual makan halal. Saya tolak dengan alasan bosan dengan makanan Arab terus.

Kami berbincang-bincang lumayan lama seperti telah pernah kenal sebelumnya. Bahkan ada seorang kenalan saya yang berpangkat Kolonel, setiap kali berada disalah satu cafe favouritenya dan MINUM, tidak pun tertarik untuk menayakan dokumen para Immigran sekitar yang legal atau illegal. Cuek...
Bahkan ketika beliau bekerja dibagian Immigrasi, dulunya sering menolong Immigran yang minta menetap disini dengan mudah, sadar akan kelemahannya beliau minta pindah ke pos lainnya.

Saya berbicara dengan semua orang disini, miskin-kaya, cantik-tidak cantik, orang kota-orang kampung, termasuk dari afrika dan juga dengan anak-anak. Kadang-kadang para anak-anak bertepuk tangan ketika saya lewat. Pernah juga satu bis besar semuanya terdiri dari anak SMA laki-laki memberi tanda tangan keluar jendela agar terliat oleh saya. Huih.. GR!

Bukan karena saya cantik, No, I am not beautifull tapi karena kenderaan yang saya gunakan lumayan cute untuk mereka.

Pengalaman kecil, tetapi manis. Kadang-kadang ngeri juga dengan anak-anak tanggung seperti mereka. Bandelnya itu...

Kembali ke makan di negara bagian Utara. Terakhir kali saya kesana, beberapa waktu yang lalu ketika mencari info untuk jalan-jalan ke Istanbul dan tentunya mencari makanan yang telah matang maupun beku siap jadi. Bosan masak Lasangna dan Moussaka terus. Moussaka yaitu irisan kentang dan terong goreng disusun diatas pirex, lalu ditutup dengan Bechamel Sauce (campuran susu, butter dan terigu), kemudian dimasak didalam oven.

Secara tidak sengaja saya melihat Coat (pendek)murah meriah made in Turkey seharga setengah harga. Rugi rasanya kalau tidak diambil.
Akhirnya... karena belanjaan tersebut, sayapun dicegat oleh seorang petugas dan.... setelah itu saya dilarang kesana lagi. Hiks... sedih. Padalah makanan Turki termasuk makanan favourite saya dan ke Istanbul pun batal.