12/29/2007

10*USHUL FIQH


Re: Pengantar Ushul Fiqh

« Jawab #3 pada: 28 September 2007, 05:10:15 am » Kutip

Tarikh Tasyri’ (Bagian Pertama)
Oleh: Ahmad Sahal Hasan, LcE-Mail This Post/Page Print This Post/Page

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 18)

Makna Syari’ah dan Tasyri’Kata syari’ah dalam bahasa Arab berarti mawrid al-ma (sumber air) yang jernih untuk diminum. Lalu kata ini digunakan untuk mengungkapkan al-thariqah al-mustaqimah (jalan yang lurus). Sumber air adalah tempat kehidupan dan keselamatan jiwa, begitu pula dengan jalan yang lurus yang menunjuki manusia kepada kebaikan, di dalamnya terdapat kehidupan dan kebebasan dari dahaga jiwa dan akal.
Syari’ah Islamiyah didefinisikan dengan “apa yang telah ditetapkan Allah Taala untuk hamba-hamba-Nya berupa aqidah, ibadah, akhlaq, muamalat, dan sistem kehidupan yang mengatur hubungan mereka dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama makhluk agar terwujud kebahagiaan dunia dan akhirat.


Sedangkan kata tasyri’ berarti penetapan atau pemberlakuan syariat yang berlangsung sejak diutusnya Rasulullah saw dan berakhir hingga wafat beliau. Namun para ulama kemudian memperluas pembahasan tarikh (sejarah) tasyri’ sehingga mencakup pula perkembangan fiqh Islami dan proses kodifikasinya serta ijtihad-ijtihad para ulama sepanjang sejarah umat Islam. Oleh karena itu pembahasan tarikh tasyri’ dimulai sejak pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw hingga masa kini.

Urgensi Tarikh Tasyri’
1. Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat mengetahui prinsip dan tujuan syariat Islam.

2. Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat mengetahui kesempurnaan dan syumuliyah (integralitas) ajaran Islam terhadap seluruh aspek kehidupan yang tercermin dalam peradaban umat yang agung terutama di masa kejayaannya. Bahwa penerapan syariat Islam berarti perhatian dan kepedulian negara dan masyarakat terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, akhlaq, aqidah, hubungan sosial, sangsi hukum, dan aspek-aspek lainnya. Dengan demikian adalah keliru jika ada persepsi bahwa syariat Islam hanyalah berisi hukum pidana seperti qishash, rajam, dan sejenisnya.

3. Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat menghargai usaha dan jasa para ulama, mulai dari para sahabat Rasulullah saw hingga para imam dan murid-murid mereka dalam mengisi khazanah ilmu dan peradaban kaum muslimin. Semua itu mereka ambil dari cahaya kenabian yang dibawa oleh Rasulullah saw.

4. Melalui kajian tarikh tasyri’ akan tumbuh dalam diri kita kebanggaan terhadap Syariat Islam sekaligus optimisme akan kembalinya siyadah al-syari’ah (kepemimpinan syariat) dalam kehidupan umat di masa depan.
Syariat Islam dan Hukum Wadh’i (Hukum Positif)Antara syariat Islam yang bersumber dari Allah Taala dengan hukum dan undang-undang buatan manusia sebenarnya tak dapat dibandingkan, mengingat perbedaan antara Al-Khaliq yang Maha Sempurna dengan makhluk yang maha lemah dan maha kurang. Keraguan terhadap kelaikan dan keadilan syariat Islam berarti keraguan terhadap sifat Allah Taala yang Maha Sempurna, Maha Tahu dan Maha Bijaksana, atau berarti keinginan kuat untuk membebaskan hawa nafsu dari aturan-aturan Ilahi. Dan kedua hal ini berarti kekufuran.

Al-Syahid ‘Abdul Qadir ‘Audah dalam bukunya “Al-Tasyri’ Al-Jina-i fi Al-Islam” (Hukum Pidana dalam Islam) menyebutkan beberapa keunggulan syariat Islam atas hukum dan undang-undang buatan manusia, di antaranya:

1. Hukum wadh’i tidak mengandung keadilan yang hakiki karena dibuat oleh manusia yang memiliki hawa nafsu serta kepentingan. Jiwa Manusia tunduk dengan perasaan dan kecenderungan tertentu sehingga produk hukum yang dihasilkan pun tidak mungkin merealisasikan keadilan hakiki. Sedangkan syariat Islam bersumber dari Allah Yang Maha Kaya dan tidak membutuhkan makhluk-Nya sehingga keadilannya adalah sebuah kepastian.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Luqman: 12).

Tuhanku tidak akan salah dan tidak (pula) lupa. (Thaha: 52).

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-An’am: 115).

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. (Al-Maidah: 49).

2. Manusia tidak tahu pasti apa yang akan terjadi di masa depan, apa lagi masa depan yang jauh. Pengetahuan manusia hanya didasari pengalaman dan keadaan yang melingkupinya saat ini. Oleh karena itu, hukum dan peraturan yang dibuatnya hanya mempertimbangkan ‘kekinian’ dan ‘kesinian’ serta pasti perlu diubah dan diperbaiki di lain tempat dan waktu. Berbeda dengan syariat yang bersumber dari Dzat yang Maha Mengetahui masa lalu, kini dan masa depan, pasti mampu menjawab tantangan setiap tempat dan zaman.
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu tampakkan atau rahasiakan)?! Padahal Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (Al-Mulk: 14).

3. Hukum wadh’i memiliki prinsip-prinsip yang terbatas, diawali kemunculannya dari aturan keluarga, kemudian berkembang menjadi aturan suku atau kabilah dan seterusnya. Dan baru memiliki teori-teori ilmiahnya pada abad ke-19 M. Berbeda dengan syariat Islam yang sejak masa kehidupan Rasulullah saw telah menjadi undang-undang yang lengkap dan sempurna memenuhi segala kebutuhan individu, keluarga, masyarakat, negara serta hubungan internasional. Di samping itu, sejak diturunkan, Syariat Islam tidak terbatas hanya untuk kaum atau bangsa tertentu melainkan untuk semua umat manusia sepanjang zaman.

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107)

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Al-Maidah: 3).

4. Hukum wadh’i hanya mengatur hubungan sesama manusia tanpa memiliki konsep aqidah tauhid yang menghubungkan semua itu dengan Allah Taala. Sedangkan syariat Islam dilandasi oleh tauhid dan keimanan kepada Allah dan hari akhir yang menjadi motivasi utama ketaatan seorang hamba kepada syariat Allah Taala. Oleh karenanya hukum wadh’i kehilangan kekuasaannya atas jiwa manusia di mana ia hanya mengandalkan sangsi hukum semata dan ini memberi kesempatan kepada para penjahat untuk mencari celah kelemahan hukum dan menggunakan berbagai tipu muslihat agar lepas dari jeratan hukum. Sedangkan syariat Islam selalu memperhatikan pembinaan aqidah umat sebelum, ketika, dan setelah penegakan hukum-hukumnya, sehingga sanksi hukum hanyalah salah satu faktor untuk membuat masyarakat menjadi baik dan tertib.

Motivasi spiritual, berupa pengawasan Allah Taala, rasa harap akan ridha-Nya dan takut akan murka-Nya menjadi faktor utama ketaatan warga negara terhadap hukum.Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (An-Nisa: 93)عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَلْحَنُ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا بِقَوْلِهِ فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنْ النَّارِ فَلاَ يَأْخُذْهَا. (البخاري ومسلم).Dari Ummu Salamah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kalian mengadukan perkara di antara kalian kepadaku, boleh jadi salah satu pihak lebih pandai berargumentasi dari pada pihak lain (sehingga aku memenangkannya). Maka siapa yang aku menangkan perkaranya karena kepandaiannya berargumentasi (padahal sebenarnya lawannya yang berhak dimenangkan), berarti aku telah memberikan kepadanya bagian dari siksa neraka, maka janganlah ia mengambilnya.” (H.R. Bukhari-Muslim).

5. Hukum wadh’i mengabaikan faktor-faktor akhlaq dan menganggap pelanggaran hukum hanya terbatas pada hal-hal yang membahayakan individu atau masyarakat secara langsung. Namun hukum wadh’i tidak memberi sangsi atas perbuatan zina, misalnya, kecuali jika ada unsur paksaan dari salah satu pihak. Hukum wadh’i tidak memberi sangsi atas peminum minuman keras kecuali jika dilakukan di depan umum dan mengancam keamanan orang lain. Hukum wadh’i tidak memberi sanksi bagi pezina karena zina adalah perbuatan keji yang merusak moral, mengganggu keutuhan rumah tangga, mengacaukan nasab keturunan, dan berpotensi menimbulkan berbagai bahaya kesehatan serta tersebarnya kerusakan moral.

Hukum wadh’i tidak menghukum peminum arak karena arak dan semua yang memabukkan itu merusak akal dan tubuh, merusak akhlaq, dan menyia-nyiakan harta. Tetapi sekali lagi sangsi hukum hanya diberlakukan jika perbuatan itu dianggap membahayakan orang lain secara langsung dalam konteks fisik dan keamanan.

Sedangkan syariat Islam adalah syariat akhlaq yang memperhatikan kebaikan mental dan fisik masyarakat secara umum, memperhatikan kebahagiaan dunia akhirat sekaligus, sehingga Islam melarang dan menetapkan sangsi atas zina karena ia adalah perbuatan keji yang diharamkan Allah Swt dengan berbagai dampak negatifnya meskipun dilakukan suka sama suka, begitu pula dengan minum minuman yang memabukkan.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isra: 32).

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan menegakkan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Maidah: 90-91)

Fase-fase Tarikh Tasyri’
1. Fase Tasyri’: dari awal kenabian Muhammad saw hingga wafat beliau (11 H).

2. Fase Perkembangan Fiqh Pertama: Masa Khulafa Rasyidin, 11-40 H.

3. Fase Perkembangan Fiqh Kedua: Masa Sahabat Yunior atau Tabi’in Senior sampai Permulaan Abad ke-2 Hijriyah.

4. Fase Perkembangan Fiqh Ketiga: dari Permulaan Abad ke-2 hingga Pertengahan Abad ke-4 Hijriyah.

5. Fase Perkembangan Fiqh Keempat: dari Pertengahan Abad ke-4 hingga Jatuhnya Baghdad tahun 656 H.

6. Fase Perkembangan Fiqh Kelima: dari Jatuhnya Baghdad hingga kini.


http://www.dakwatuna.com/index.php/fiqh-islam/tarikh-tasyri/2006/tarikh-tasyri-bagian-pertama/

http://myquran.org/forum/index.php/topic,27868.0.html

http://www.myquran.org/

12/28/2007

8*KRUENG DAROY dan SULOH (NASEHAT)


Kruëng Darôy - Rafly

Ië Kruëng Darôy jeuët keu seujarah
Bak Putroë Kamaliah manoë meu-upa
Ië Kruëng Darôy jeuët keu seujarah
Bak Putroë Kamaliah manoë meu-upa

Iskandar Muda geukuëh kruëng nyan

Teumpat meuseunang putroë diraja
Iskandar Muda geukuëh kruëng nyan
Teumpat meuseunang hai raja putroë diraja

Pucôk Kruëng Darôy lam glé mata ië

Ië jih ilè u teungöh Banda
Meulikok2 puta lam Taman Putroë Phang
Meu-alon2 alang bak binéh Meuligoë Raja

Ië jih ilè jeureunéh hana ban

Sang2 cit ië nyan lam kulam kacaLagèë
Kruëng Kalkautsar lam Syurga Lapan
Keu-ië seumbayang raja diraja

Adak musém kruëng ië kruëng han tom thô

Meunan keuh judô Iskandar Muda
Geupuga Pintô Khôp ngön Gunôngan
Keu dali ureuëng nyan keu lageuëm cinta

Geupuga Pintô Khôp ngön Gunôngan

Keu dali ureuëng nyan cinta keu lageuëm cinta
**************************************

SUNGAI DAROY

Air sungai Daroy menjadi sejarah
Seperti Puteri Kamaliah mandi meu-upa???
Air sungai Daroy menjadi sejarah

Seperti Puteri Kamaliah mandi meu-upa??

Iskandar Muda yang menggali sungai itu
Tempat bersenang Putra DI-raja
Iskandar Muda yang menggali sungai itu
Tempat bersenang si Raja Putra DI-raja


Dasar sungai Daroy didalam pusat mata ie (air mata)
Airnya mengalir ke tengah Banda (Banda Aceh)
Berputar berkelok-kelok dalam taman Putro Phang (Puteri Pahang)

Bertaman-taman didekat Meuligoe Raja (tempat istirahat Raja)

Airnya jernih tak terkira
Bagaikan air yang dalam kolam kaca
Seperti sungai Kalkautsar didalam surga delapan
Untuk air wudhu’ (sembahyang) Raja Di-raja


Sekalipun musim kering air sungai tidak pernah kering
Begitulah jodoh Iskandar Muda
Membuat Pintu Khop dengan GunonganAlasan orang yang sedang kasmaran (jatuh cinta)


Membuat Pintu Khop dengan Gunongan
Alasannya orang yang sedang kasmaran (jatuh cinta)


-Cie D'aneukmië-

http://loveacheh.blogspot.com/2007/11/taman-putro-phang.html

Sulôh - Saleuëm Group

Beudöh jak taubat yôh goh lom maté.Yôh goh lom tacré tatinggai dônya.Yôh goh lom tasôk pakaian putéh.Yôh goh lom ta-éh dalam keureunda.Yôh goh lom ta-éh dalam keureunda.Sulôh nyang awai meubèk ta-éh lé.Sulôh nyang akhè beudöh meujaga.'oh ban teukeujôt teuma taduëk lé.Laju tapiké limöng peukara.Laju tapiké limöng peukara.Peutama phôn-phôn ingat keu Tuhan.Keudua taulan ingat keu dèsya.Ingat keu dèsya tamoë beukayém.Beuladzém takhém 'oh Geubri balaTeuma nyang keulhèë ingat keu maté.Geutanyoë tacré tatinggai dônya.Dônya peulikôt tinggai di sinoë.Geutanyoë tawoë u asai mula.Geutanyoë tawoë u asai mulaTeuma nyang keupeuët ingat keu kubu.Taduëk teukeupu dalam keureunda.Ka taduëk sidroë meungön teuh pih tan.Sidroë hai taulan dalam keureunda.Sidroë hai taulan dalam keureundaKubu pih seupôt meukhôp ngön arat.Leumah keuh teumpat dalam neuraka.Jiteuka 'azeuëb meubagoë-bagoë.Teuma lakèë woë keunoë u dônyaTeuma keulimöng ingat akhérat.Hana trép lambat taduëk lam dônya.Taduëk lam donya sigö thô reu-ôh.Sang ureuëng piyôh yup kayèë raya.Sang ureuëng piyôh yup kayèë raya

_____________________
NASEHAT - Saleum Group

Bangunlah bertaubat sebelm mati
Sebelum terpikir meninggalkan dunia
Sebelum berpakaian jenazah
Sebelum tidur didalam keranda
Sebelum tidur di dalam keranda

Nasehat yang pertama janganlah tidur lagi
Nasehat yang terakhir bangun tengah malam
Oh.. ketika terjaga bangunlah
Terus kita pikir yang lima perkara
Terus kita pikir yang lima perkara

Pertama-tama ingat kepada Tuhan
Kedua ingat ke dosa
Ingat ke dosa seringlah menangis
Sering-sering tertawa oh… diberi bala

Thema yang ke-tiga ingat akan mati
Kita pikir akan meninggalkan dunia
Dunia akhirnya tinggal disini
Kita kembali ke asal mula
Kita kembali ke asal mula

Thema yang ke-emapat ingat ke kubur
Duduk terbujur didalam keranda
Duduk sendiri kawan pun tidak ada
Duduk sendiri hai kawan dalam keranda
Duduk sendiri hai kawan dalam keranda

Kuburannya gelap dan sempit
Terlihatlah didalam neraka
Azab datang meubagoe??
Ingin kembali ke dunia ini

Thema kelima ingat akhirat
Hanya sebentar menunggui dunia
Duduk di dunia hanya sekali kering keringat
Seperti orang berteduh dibawah kayu besar
Seperti orang berteduh di bawah kayu besar

-Cie D'aneukmië-
http://loveacheh.blogspot.com/2007/09/sulh.html

12/27/2007

7*KEPRIBADIAN YANG MATANG



Kepribadian yang Matang

Artikel Terkait: Kamis, 10 januari 2008 20:08 WIB

Kepribadian yang matang merupakan label positif bagi orang yang dianggap telah mencapainya. Sayang, banyak orang tak pernah berpikir menjadi matang. Padahal, kepribadian matang merupakan ukuran perkembangan kepribadian yang sehat.

Kepribadian yang matang diartikan secara berbeda-beda oleh banyak orang. Hal ini tercermin dari beberapa pendapat berikut ini. Menjawab pertanyaan dosen dalam kuliah tentang kepribadian di sebuah fakultas psikologi, ada mahasiswa yang mengartikan matang kepribadian sebagai sabar, tidak berlebihan dalam mengekspresikan emosi, dan pandai mengelola hubungan dengan orang lain.

Ada juga yang mengartikan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan dengan bijaksana. Beberapa mahasiswa menunjuk pada kemampuan memenuhi tugas-tugas perkembangan masa dewasa dengan baik, seperti memiliki pekerjaan dan filsafat hidup yang mantap, kondisi batin yang stabil, dan sebagainya.

Tulisan ini menyajikan kriteria yang lebih utuh mengenai kepribadian yang matang dari seorang sesepuh yang ikut merintis Psikologi, yakni Gordon W. Allport (1897-1967). Hingga saat ini teori-teorinya (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan.Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat.

1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut "partisipasi otentik".

Dalam pandangan Allport, aktivitas yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi diri kita.

Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.

2. Relasi Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.

Ada perbedaan hubungan cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat (matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.

Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.

Hasil dari empati semacam ini adalah kesabaran terhadap tingkah laku orang lain dan tidak cenderung mengadili atau menghukum. Orang sehat dapat menerima kelemahan manusia, dan mengetahui dirinya juga memiliki kelemahan. Sebaliknya, orang neurotis tidak mampu bersabar dan memahami sifat universal pengalaman-pengalaman dasar manusia.

3. Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.

Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama.

Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis.

4. Persepsi Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.

5. Keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme.

Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.

6. Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang.

Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif.

Orang yang memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.

7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).

Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.

Kerangka dari tujuan-tujuan itu adalah nilai, yang bersama dengan tujuan sangat penting dalam rangka mengembangkan filsafat hidup. Memiliki nilai-nilai yang kuat merupakan salah satu ciri orang matang. Orang-orang neurotis tidak memiliki nilai atau memiliki nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara, yang tidak cukup kuat untuk mempersatukan semua segi kehidupan.

Suara hati berperan dalam menentukan filsafat hidup. Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang dengan suara hati tidak matang. Yang tidak matang, suara hatinya seperti pada kanak-kanak: patuh dan membudak, penuh larangan dan batasan, bercirikan perasaan "harus".

Orang yang tidak matang berkata, "Saya harus bertingkah laku begini." Sebaliknya, orang yang matang berkata, "Saya sebaiknya bertingkah laku begini." Suara hati yang matang adalah perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis.

*Kompas.com

_______________________________
Sebenarnya semua itu berdasarkan dari family background.
Subhanallah...

12/24/2007

5*Keped. Masy. P. Aphrodite: Tsunami 26 Des 2004


Kepedulian Masy. P. Aphrodite: Tsunami 26 Des 2004.

Dear Zev...

Inilah cerita yang akan saya bagikan disini dalam rangka "memperingati 3 tahun peristiwa Tsunami 26 Desember 2004" . Bagaimana besar perhatian dan kasih rakyat disini untuk Indonesia seperti dari bagian dunia lainnya untuk sesama yang ditimpa musibah.

Ketika saya menawarkan diri menjadi volunteer di salah satu NGO, tiba-tiba seorang penyumbang datang dan bertanya kepada seorang valunteer yang lainnya tujuan negara yang disumbang. Yang ditanya menjawab sumbangan tersebut akan dikirimkan untuk negara Sri Lanka, walaupun kemudian menambahkah untuk negara lainnya juga. Sayapun memutuskan menghubungi Konsulat RI setempat untuk memberi kesempatan kepada penduduk setempat menyumbang dengan membuka rekening khusus untuk korban Tsunami Dec 2004 di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara).

Tidak sabar menunggu jawaban dari Embassy RI di Damaskus, sang Konsulat akhirnya berani membuka rekening khusus tersebut setelah saya yakinkan bahwa rakyatlah yang meminta.Sayangnya, AP setempat melempar tulisan yang tidak simpatik sama sekali ke sebuah harian mengenai Indonesia agar rakyat tidak menyalurkan bantuannya ke Indonesia dikarenakan Indonesia adalah negara terkorupsi di dunia. Sempat saya adukan melalui SMS kepada salah seorang Diplomat RI di Damaskus tentang hal tersebut dan balasanya, "memang iya". (Andakah Bapak H yang saya temui disini pada tahun 2002 bersama Ibu dan ajudan? Assalammualaikum...).

Selang beberapa waktu kemudian, rakyat diminta menyumbang lebih banyak lagi setelah Ketua Red Cross-nya si Ibu Negara sempat dikritik tajam oleh rakyatnya karena dinilai kurang giat memberi rakyat kesempatan menyumbang lebih banyak lagi. Luar biasa! Ketika saya kembali ke NGO semula, seseorang menginformasikan sumbangan berikutnya ditujukan untuk Indonesia, sayapun turun membantu.

Disaat saya sedang mengepak sumbangan yang terdiri dari pakaian bekas dan yang baru dibeli seperti seprei, pakaian anak-anak, orang dewasa dan lainnya, saya kedatangan seorang Ibu setengah baya yang menyumbang hampir penuh satu pick up sepatu. Sebelum pergi sang Ibu menangis dan menceritakan sedikit kisah sedihnya. Suami serta anak perempuannya yang berusia 5 tahun dibunuh oleh tentera Turki ketika invasi tahun 1974 dimana pulau ini kehilangan 35% lahannya kepada keturunanTurki. Lalu, saya mencek kotak-kotak sepatu tersebut, saya terkesiap, ternyata semuanya sepatu anak-anak! Manis-manis dan dalam keadaan baru!Begitu juga dengan pakaian dari penyumbang lainnya, banyak yang masih baru dan dimasukkan kedalam kantong plastik besar berikut dengan hanger-nya, saking antusias dan terburu-buru.

Keharuan menyelingkupi saya besar sekali, saya semakin dekat dengan rakyat disini. *Adat rakyat disini, kalau memberi sesuatu untuk orang lain mereka memberinya dalam keadaan masih bagus atau baru. *Berita terakhir yang terkumpul, rata-rata masyarakat disinilah penyumbang terbanyak dibandingkan dengan masyarakat lainnya di negara anggota EU.

Kekecewaan terjadi ketika dari Damaskus dikonfirmasikan dana pengiriman telah tersedia tapi terlambat, sehingga sumbangan tersebut telah ditujukan untuk negara lain.

Hanya itu yang dapat kulakukan untuk tetesan air mata, darah dan nyawa rakyatku yang tumpah di Indonesia sana.

Sedihnya lagi, kala bencana-bencana lainnya menyusul satu persatu, rakyat disinipun mulai terlihat jenuh.

Aceh, daerah paling utara pulau Sumatera tidak hanya menyumbangkan hampir 100 persen harta alam LNG Arun-nya untuk negara RI tapi juga harta rakyat berupa "emas" yang dikumpulkan para leluhur untuk mendanai pembelian pesawat tempur, "Seulawah" yang menjadi cikal pesawat pertama Indonesia, dikemudikan Kapt. A. Sucipto untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda, tiba-tiba ditegur oleh-Nya setelah sambung -menyambung menderita tertindas dalam operasi militer, (mohon dikoreksi kalau salah).

Talakee do`a ..taniet bak Allah, Ubee musibah..musibah bek lee trok teuka, Aceh beu aman..beu aman, bek lee ro darah..ro darah, Seuramoe Meukah..Meukah beu kong agama.

ANAK YATIM
(Aneuk Yatim-Rafly/Kande).

Dengarlah saya berkisah sebuah riwayat
Kisah yang baru saja terjadi di Aceh Raya
Kekacauan di Aceh, di barat dan timur
Disebuah tempat, inilah ceritanya...

Ada seorang anak menangis terus menerus,
Disaat berdua dengan Ibunya
Si anak bertanya kepada Ibunya.. Ayah dimana?
Kurindu sekali... ingin bertemu...

Seandainya masih hidup dimanakah alamatnya
Kuingin mencarinya setelah besar nanti
Seandainya telah meninggal,
Dimanakah kuburannya
Kuingin menziarahi dan membaca doa

Hidup Ibu tanpa Ayah
Kumenjadi buruh untuk dapat memberinya makan
Sudah kehendak Allah
Walaupun berat, ku tetap bersabar...

Ibu berkata .. anakku
Bersabarlah atas kehendak Allah
Jangan berputus asa atas cobaan Allah
Sabar dan tabah akan berbuah bahagia

Berdoalah kepada Allah
Setelah bencana ini, jangan ada lagi bencana berikutnya
Amanlah Aceh, tanpa tumpah darah lagi
Serambi Mekkah, tiang agama...

______________________________

Fatherless (The Orphans)

(1)Listen to my narration of an antecedent A new story, realy a new one, from the Great Acheh In a chaotic situation of Acheh, oh Acheh, in the east and the west, oh the west At one place, oh one place, here's the story

(2)There is a child, he cries once in awhile In every second, the second he has with his mother He asks to Mother, to Mother, where is Father now, where is he now I am so longing, really longging to see his face

(3)If he is still alive, there should be an address I will follow him, follow him when i grown up If he is dead, oh dead, there should be a grave, oh a grave I will come for a moment, oh moment, to give a pray

(4)The live of the mother since the father gone I seek for payment, for payment, to feed you (to give you rice) Its our providential, oh ours, the will of Allah, oh Allah Eventhough its hard, oh its hard, i keep on patient

(5)Called by the mother as a blessed boy The will of Allah, oh Allah, we are in patient Shouldnt given up, oh given up, to the ordeal of Allah, oh Allah Patient and hardy we should be for the later happiness

(6)We make a pray and a wish to Allahfor the disaster, disaster, be never come again Acheh be in peace, oh in peace, be never bloodstained anymore The verandah of Mekka oh Mekka be strong with its religion The verandah of Mekka oh Mekka be strong with its religion..(Translated by aneukmie (2 months ago))

http://www.youtube.com/watch?v=8gglPewFKMY

http://www.youtube.com/watch?v=BGVcTWj_n5U


http://www.youtube.com/watch?v=VqAmNQhTzfU&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=tA80D8ERGPk&feature=related

**Mengenang kepergian sahabatku Didit dan anak-anak, sepupuku Lis dan anak-anak, saudara, sahabat dan kaum beriman lainnya yang tidak tersebutkan satu persatu, pergilah wahai para syuhada, kuiklas....

Ya... Allah, kuatkan dan tuntunlah umat-Mu yang selamat, dan... tempatkanlah para syuhada-syuhada yang Kau ambil, selayak-layaknya tempat... yaitu disisi-Mu.

Al-Fatihah 1-7:
"Dengan nama menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang, Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Yang maha pengasih lagi maha Penyayang, Yang menguasai hari Kemudian, Pada-Mu lah kami meminta dan pada-Mulah kami memohon pertolongan, Tunjukilah kami kejalan yang lurus, Bagaikan jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, Bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat".
Amin...


Wassalam.

______________________________

**Sejak teguran-Mu ini ya Allah, aku semakin kritis dan kepedulianku terhadap sesama semakin tinggi... khususnya bagi mereka yang ditimpa musibah,

Keduniawiankupun juga menghilang, bagiku kecukupan orang lain lebih kuutamakan dari pada untuk diriku sendiri... Alhamdulillah untuk hikmah yang Kau beri.

(Mediterranean Sea, 27 Dec'07)


12/22/2007

4*MOTHER'S DAY



MOTHER'S DAY

Assalammualaikum wahai Ibunda....Ananda ingat, suatu siang Ibunda minta ditemani ke sebuah tempat penjual bunga. Halamannya luas, bunga dan pohon apa saja ada disana. Ketika itu kita berdebat kecil memilih bunga ester putih, ananda bilang yang besar, sedangkan Ibunda bilang yang kecil karena ada bunganya tapi seperti sedang sekarat...Ternyata si Ibu penjual bunga tertarik sekali dengan debat ala kita. Ingat nga Ibunda, ketika dia tanya kepada Ibunda, "soe nyan bu, meninte nyo?". Ibunda menjawab, "kon..., aneuk". Si penjual bilang lagi, "lagak that sue...".

Setelah meletakkan semua bunga-bunga didalam bagasi, kitapun beranjak pulang.
Didalam kenderaan Ibunda mengulang kembali pertanyaan si Ibu penjual bunga... dan kitapun tertawa lepas tidak henti-hentinya...Ayah keluar mneyambut kita ketika mendengar kita datang. Dengan hati berbunga-bunga, bangga dan bahagia kita bercerita kisah tersebut, Ayah terlihat gembira.Ketika Ibunda dan Ayahanda kembali kenegara B*****, serta merta bunga-bunga tersebut mekar sebanyak-banyaknya. Ananda ingat, seorang mahasisiwi yang lewat meminta sekuntum, ananda menolaknya. Bukannya pelit... bukahkah dengan membiarkan bunga tersebut hidup tanpa dipetik justru terlihat lebih indah?

Ibundaku... ananda tidak ingat berapa kali Ibunda mengirim Rendang dari negara B**** ke negara M***** ketika ananda disana? Rendang makanan kesukaanku...

Satu penyesalanku Ibunda, ketika kita datang menjenguk nenek (almarhumah) yang jauhnya 400 km dari tempat tinggal kita. Ananda terlalu egois melajukan kenderaatan dengan cepat di Gunung Gerutee yang berliku-liku. Tiba-tiba Ibunda meminta agar menepi, ternyata Ibunda pusing dan mual, tapi tidak memberitahu sebelumnya. Ibunda... berjam-jam Ibunda menahannya dalam diam... Ananda menyesal...

"I wish you a Happy Mother's Day", I love you....


12/21/2007

3*Artikel kena cekal-Kompas.com


Artikel ngawur yang kena cekal:
DIBELAKANG "JUST FOR YOU" DAN MASY. MINORITAS INDONESIA

Salam Zev...

Numpang lewat sebentar... kalau layak ditayangkan ya silahkan. Sekedar menjernihkan suasana dibelakang layar "Just for you" yang saya kirimkana beberapa waktu yang lalu untuk anda yang menceritakan pengalaman saya yang tidak biasa saya liat seperti ketika menjadi tamu dari sekelompok etnik Timur Tengah dalam perayaan Ied Fitri, yaitu ketika anak-anak mereka makan daging mentah dan ketika makanan dihidangkan saya juga meliat bagaimana mereka menikmati sup yang disediakan dalam beberapa bowl tapi dinikmati beramai-ramai, mungkin ada pembaca yang j**** tapi kalau makan cakar dan usus ayam gimana ya..., disamping persedian piring mereka yang terbatas kebalikan dengan masyarakat kita yang kebanyakan piring tapi terbatas makanan, sedih saya Zev.... Lain bangsa lain pula adatnya. Saya kutipkan sebagian Just for you nya:

(......Ada beberapa kejadian yang tidak biasanya terjadi, ketika kita sedang mempersiapkan makanan untuk dimasak. Beberapa anak-anak yang saya kira ikut membantu menusukkan souvla ketusukannya ternyata memasukkannya kedalam mulut... WOW!!!
Saya sempat protes dengan yang lain-lainnya tapi .....

Satu lagi kejadian yang tidak biasanya terjadi ketika yang lainnya mulai berdatangan, kok ada dari mereka yang bawa piring? Hahahah... Ternyata yang punya rumah kekurangan piring....hahahah... Dan pestapun berlangsung apa adanya, penuh dengan makanan terutama daging. Satu hal yang masih sangat-sangat sulit mengikuti cara makan mereka, yaitu ketika mereka satu persatu mengambil sup dari bowl dengan sendok makan tapi langsung dipindahkan ke mulut .............. Ah... ingat rakyatku ditempat-tempat penampungan sana, makan apa ya mereka???
....)


Copy-an diatas mengingatkan saya nun jauuuuhh.... kesana, ke Indonesia, setiap kali saya menyusun menu harian atau setiap berbelanja pakaian dimana setiap tahun saya mendapat 4 kali SMS discount 50-70%. Sebenarnya enggan untuk berbelanja disamping dana terbatas, tapi gimana ya.... pekerjaan yang menuntut bukan saya, bukankah lebih baik berhemat agar ada yang bisa dikirim buat saudara-saudara kita yang sedang dalam bencana???

Dari email saya untuk anda, apakah ada perkataan yang menyinggung orang lain sehingga muncul kata, "Just around the Corner"? Siapakah dia Just around the Corner? Keliatannya yang bersangkutan dendam membara ke saya pribadi, nga tau kenapa. Mungkin juga karena email saya untuk seorang kokier yang menceritakan bagaimana perilaku TKW asing disini. Ya.. seperti itu yang di Timur Tengah sana. Disini prostitusinya dilakukan oleh sebagian dari mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga seperti dari Afrika, Cina, Indonesia, Sri Lanka, Filipina, Eropah Timur dll. Yang terkenal dan jadi berita orang-orang disini justru dari Cina, kenapa? Karena dilakukan juga oleh sebagian "student" dengan mendatangi dan menawarkan diri dari satu toko ke toko lainnya dengan pakaian bawahan tembus pandang yang mengundang, seharga US $10.

Kembali ke Judul diatas, siapakah masyarakat minoritas Indonesia? Di Sumatera mereka menyebutkan asal negara dan nama kota dimana yang bersangkutan menetap. Seperti dari Pekan baru, mereka memperkenalkan diri sebagai Cina Pekan baru atau dari Palembang sebagai Cina Palembang dsb. Tetapi yang terkenal paling kasar yaitu Cina Medan! Sehingga antara Sumatran dan pendatang ada gap. Mereka menganggap diri lebih berkelas mungkin karena secara fisik merasa lebih unggul dan melihat rendah masyarakat mayoritas, padahal awalnya banyak leluhur mereka yang datang ke Indonesia sebagai buruh. Makanya jangan heran kalau dulunya kita pernah beberapa kali bentrok dengan mereka.

Inikah yang menelatari yang bersangkutan beserta gerombolan tersinggung? Maaf, saya memang tidak gaul dan tidak juga tertarik mengikuti balapannya yang heboh kayak anak-anak (childish), mungkin "malaikat" tau type manusia yang manakah itu? Kalau mengkritik tentang pemerintah Indonesia juga berteriak-teriak tanpa kontrol diri seakan-akan itulah yang namanya nasionalis, giliran ethnicnya yang disebut atau dikritik malah seperti cacing kepanasan... memalukan sekali! Itulah manusia. Seharusnya sebagai minoritas atau pendatang cobalah menerapkan kata-kata "dimana bumi dipijak situ-lah yang tau diri". Buka mata lebar-lebar, kalau nga bisa ya kesalon... Gayung bersambut!!!

Sebagai pendatang, apa salahnya memperlihatkan rasa respek dan mempelajari adat istiadat setempat apalagi mayoritas umatnya yang beragama Islam yang mengagungkan AKHLAQ, Tawadhu' (rendah hati atau tidak pamer ditempat umum, menyumbang tapi tidak sampai terlihat tangan sebelah), dan juga diharuskan memilih-milih dalam berteman jadi bukannya "sombong" kalau tidak mau bergaul. Dalam Islam juga tertulis bahwa "Semua orang Islam itu bersaudara", dan juga "Mencaci maki sesama Muslim itu sama dengan memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal". Cukup HINA bukan? Coba lihat masyarakat Cina di Malaysia, jauuuuhh... sekali perbedaan akhlaknya dibandingkan dengan masyarakat Cina Indonesia khususnya "generasi baru". Apalagi dengan mereka yang menetap di Pulau Jawa, mereka malu mengaku sebagai orang Cina, malah ada yang mengaku sebagai orang Jawa hanya karena lahir dan besar di Pulau Jawa. Semudah itukah mengganti DNA atau ID? Bisa jadi alasannya karena perilaku/adab masyarakatnya di negari leluhur yang negatif seperti yang mereka tulis sendiri di kolom ini membuat mereka malu untuk mengakui asal leluhur mereka, ibarat kacang lupa kulit, duh belagunya! Sok Indonesia (nasionalis), yang asli Indonesia aja nga nasionalis hehheh...

Mungkin kita sebagai bangsa pribumi terlalu welcome (nrimo) kepada mereka sehingga mereka ngelunjak. Ketika Gus Dur menjadi Presiden, beberapakali beliau me-recognise budaya Cina menjadi bagian dari Indonesia? Politik tradisional Gus Dur yang "ramah dan bersahabat", lagi-lagi khasnya orang Jawa, khasnya orang Islam yang dilarang mencurigai orang lain. Akhirnya, mereka mulai minta ini dan itu. Liat saja beberapa waktu yang lalu sekelompok dari mereka menuntut salah satu ethnic mereka untuk dimasukkan kedalam daftar sebagai salah satu Pahlawan Nasional... ada juga yang mulai men-cina-kan Indonesia seperti memasukkan nama salah satu tokoh Cina di tempat yang salah, silahkan cari di wikipedia nama Yap Thiam Hien.

Jujur saja, saya khawatir. Khawatir akan influx mereka yang semakin tinggi dan permintaan serta perilaku yang tidak terkendali, cepat atau lambat Indonesia akan berubah seperti Singapura, dimana negara yang tadinya dipimpin oleh bangsa Melayu tetapi tidak lagi dipimpin oleh bangsa Melayu atau seperti Malaysia dimana jumlah masyarakat Melayu-nya semakin tersaingi oleh masyarakat Cina, wajah Malaysia-pun lebih banyak ditempeli pernak pernik Cina sehingga menutup wajah Melayu-nya, dimana-mana teng...teng... teng..teng... kalau ada yang meninggal, suara ribut memekakkan telinga yang dipukul semalaman suntuk untuk mengusir makhuk halus agar si mayat tidak dibawa lari. Siap-siap saja kita nga bisa tidur selama seminggu. Juga dor..dor.. doran mercon disiang bolong setiap Xong Xi Fa Chai (?), kasiankan anak-anak bayi yang terkaget-kaget. Apakah kita siap, siap untuk dikemudikan dan dijajah oleh masyarakat minoritas seperti yang jelas-jelas sudah terlihat di kolom ini????

Maaf Zev, saya pernah diajak bergabung dengan salah satu golpol, saya tolak karena misinya tidak sesuai dengan hati nurani. Ketika ikutan dalam salah satu organisasi saya sempat mau dilatih oleh si boss utk berpolitik. Sebenarnya saya tertarik juga, bukan duitnya tapi GR-nya heheh... saya pilih ke LN alasannya masih mau jalan-jalan nikmati musim gugur dan musim semi. Nanti kalau saya udah niat pulang, ingin tuh coba-coba kesana. Kira-kira gimana ya hehehhh...

Salam manis, dariku yang takut dijajah!

*Nanti sebelum berangkat liburan ke Malaysia, akan saya kirimkan satu lagi semoga layak ditayangkan.

(December 19, 2007)

2*Komentar di Kompas.com



Memang Indonesia negara yang penduduk Muslim-nya terbesar di dunia, dan bertoleransi tinggi ini juga diakui banyak warga negara asing yang pernah berkunjung ke Indonesia. Coba bandingkan dengan Malaysia yang masih memegang sistem ber-kerajaan diseluruh negeri, tujuannya apa? Agar kekuatan ke-Melayuan-nya itu terjaga sehinga bangsa asing khususnya ethnic India dan China di Malaysia hormat dan tunduk dibawah orang Melayu, dengan kata lain Malaysia itu tanahnya orang Melayu jadi bangsa lainnya jangan semaunya. Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, negara ingin ethnic lainnya menyatu, liat saja bagaimana leluasanya ethnic Chinese Indonesia di Indonesia.

Jujur saja, walau sudah tidak lagi memegang paspor hijau saya selalu memperkenalkan diri "dari Indonesia", ada kebanggaan tersendiri walaupun masih banyak yang harus dibenah. (Baca komentar Lily dan Uut dari KL, "visit MALINGSIA 2007...".), Kadang-kadang kebiasaan aneh rakyat kita sebenarnya menggangu kelebihan yang kita banggakan. Contoh kecil, keisengan yang dijadikan moment yang menyenangkan si pelaku, yang lucu jelas ditertawakan, yang tidak lucupun dijadikan lucu agar bisa ditertawakan.

Pengalaman pribadi, Bandung tahun 1990-an, saya sedang di bengkel. Sebuah kenderaan menepi dan memarkir didepan toko disebelah bengkel. Ada berepa orang didalamnya, sepertinya sekeluarga. Pengemudinya seorang Bapak setengah baya, rambutnya dipenuhi uban keluar mendekati seorang pemuda yang sedang jongkok didepan toko tersebut. Bajunya agak kusut dan keliatan agak letih, saya tertarik meliat nomor polisi kenderaan tersebut. Nopolnya B... ah musafir bisik saya dalam hati. Dengan sopan si Bapak menanyakan arah menuju ke sebuah tempat, saya tidak ingat, Dago-kah, atau apa... Si pemuda menjawab dengan sopan agar si Bapak mengambil arah lurus. Setau saya si Bapak harus mengambil arah belok. Saat si Bapak pergi, kawan si pemuda keluar dari toko. Si pemuda bercerita sambil ketawa apa yang telah dilakukannya, si kawanpun ikut ketawa ngakak.

Apalagi tulisan kita diforum ini semua ditelanjangi, bukankah KoKi adanya di alam maya yang bisa diakses oleh siapapun di seluruh dunia (nga tau ya aksesnya apa bisa sampe ke bulan) mulai dari ABG hingga intellectual dan kongglomerat, belum lagi warga asing di Indonesia maupun Luar Negeri, diplomat dan cukong-cukong (mata-mata)? Makanya, jangan heran kalau ada yang minta info bagaimana memperpanjang visa tunangan (kontrak sementara) misalnya, yang dikontrak udah ngga tau dimana rimbanya agar terus bisa menetap legal di LN. Pengaruhnya? Semakin dipersulit bagi WNI mendapatkan visa ke LN, setiap tahun diubah. Ah.. Nila setitik rusak susu sebelanga.

Keramah-tamahan orang Indonesia (khususnya dari Pulau Jawa) tidak dapat disamakan dengan orang dari pulau manapun di bumi ini. Katakanlah, sifat khas orang Jawa yang sumringah atau mengabdi. Mungkin juga kebanyakan korban TKW Indonesia di Luar Negeri mereka yang berasal dari Pulau Jawa dan masih terlalu muda atau karakternya yang belum kuat, kalau diancam ya ketakutan bukan mencari jalan bagaimana agar bisa lari dari si majikan. Pengabdian mereka (TKW) dianggap kelemahan dan dimanfaatkan bahkan oleh sebagian mereka "sang majikan", bukan sebaliknya, malah "air susu dibalas air tuba".

Liat saja Filipina, apa mereka mau mengabdi untuk si majikan? Mereka selalu menuntut hak mereka, time's up, atau over time akan dibayar tidak, kalau dibayar berapa?Sekali lagi maaf lahir dan bathin, masih Syawal kan?
(November 7, 2007)

1*Pamit dan Ied Fitr Party-Just for you

KOKI-Kompas.com


Dear Zev..


.... sebelumnnya saya awali dengan menceritakan pengalaman Ied Fitr 1428H tepatnya satu bulan yang lalu. Saya merayakannya diluar kota bersama dengan satu kelompok kecil etnik dari Timur Tengah beserta anak istri mereka, dalam suasana (tempatnya) yang "sangat sangat sederhana". Tetapi makanannya hmmmm... lain dari yang lain.

Ada beberapa kejadian yang tidak biasanya terjadi, ketika kita sedang mempersiapkan makanan untuk dimasak. Beberapa anak-anak yang saya kira ikut membantu menusukkan souvla ketusukannya ternyata memasukkannya kedalam mulut... WOW!!!
Saya sempat protes dengan yang lain-lainnya tapi semuanya pada cuek bebek dan senyam senyum. Mereka bilang, "no problem". "What's no problem", timpal saya.

Satu lagi kejadian yang tidak biasanya terjadi ketika yang lainnya mulai berdatangan, kok ada dari mereka yang bawa piring? Hahahah... Ternyata yang punya rumah kekurangan piring....hahahah... Dan pestapun berlangsung apa adanya, penuh dengan makanan terutama daging. Satu hal yang masih sangat-sangat sulit mengikuti cara makan mereka, yaitu ketika mereka satu persatu mengambil sup dari bowl dengan sendok makan tapi langsung dipindahkan ke mulut .............. Ah... ingat rakyatku ditempat-tempat penampungan sana, makan apa ya mereka???


Jujur saja, saya juga tidak sempurna, penggunaan bahasa Indonesia saya terasa kaku sekali, kadang-kadang kesannya kasar/ketus terus walaupun tidak bermaksud seperti itu. Apalagi Syawal telah pergi, kalau terus-terusan mengritik orang lain nanti malah menjurus kecaci maki, yang ada kan dosa. Ngapain juga di Syawal pakai baju baru kalau dinodai terus, iya ngga??? *senyum..

Saya juga tidak nasionalis, kalau ada bangsa/suku/keluarga sendiri melakukan sebuah kesalahan, bagi saya kesalahannya absolut. Lain halnya kalau kesalahan tersebut diperbaiki. Banyak kesalahan yang terbiar tanpa protes/proses akhirnya terulang lagi dan lagi. Ada kesan dari sebagian masyarakat kita memprotes/menegur adalah sesuatu yang tabu, ngga enak karena satu keluarga/suku/negara, nanti tersinggung atau apalah namanya...

Nasionalisme saya adanya dalam bentuk sosial lain seperti kalau ada yang menjelek-jelekkan Indonesia karena ulah sebagian koruptor tentu akan saya protes, tapi liat sikonnya dulu. Contohnya ketika saya sedang mencari wadah dengan Konsulat RI setempat untuk menampung dana kemanusiaan masyarakat untuk korban Tsunami Dec 2004, AP setempat melempar tulisan yang tidak simpatik sama sekali mengenai Indonesia agar rakyat tidak menyalurkan bantuannya ke Indonesia. Atau juga, saya ikut berpartisipasi menjadi volunteer dalam hal-hal kemanusiaan yang ditujukan untuk Indonesia, orang asing saja ikut membantu kenapa saya tidak???....


(November 14, 2007)