3/26/2008

31*AKAL/AKHAQ


Wa’alaikumus salam
alangkah lebih baik kita tdk perlu menyibukkan diri membantah syubhat orang-2 tak berakal ini. Mereka ini layaknya “anjing” baik diseru maupun tidak diseru tetap menjulurkan lidahnya. Umur ini sangatlah pendek sedangkan waktu berjalan begitu cepat dan takkan kembali, apa gunanya kita mengarahkan pandangan ke website “syaithan” dan “iblis” seperti itu. Allohumma…

http://abusalma.wordpress.com/silaturrahmi


Alloh berfirman :

"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir" Qs Al a'raaf 176

MARI KITA INGAT BERSAMA " WALA TA'FU MA LAISA LAKA BIHI ILMU INA SAM'A ... ALISRA 36"

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya"

Semoga manfaat atas koreksi ini, dan hidayah atas kita semua, insayalloh.

ttd

Abu Amin Alanshoriy

________________________

** Pernah suatu ketika mendengar sebuah ceramah yang intinya mengatakan kelebihan manusia atas makhuk lainnya yang diciptakan oleh Allah SWT yaitu "akal".

Bila manusia itu tidak menggunakan akal untuk berfikir, maka samalah ianya dengan makluk lainnya atau "hewan".
Manusia terkadang tidak mau menggunakan akalnya dikarenakan oleh beberapa sebab yang diakibatkan oleh setan. Setan-setan ini biasanya mengakibatkan manusia-manusia itu menolak akan kekurangan atau perbedaan kepada dirinyanya sendiri atau orang lain , seperti agama, pendapat, golongan, dll. Biasanya, pendidikan atau wawasan si anak manusia tersebut dapat membuat si anak manusia tersebut untuk tidak menjadikan manusia-manusia yang picik atau sempit dan naif... Terkadang, kenapa ada manusia yang "miskin harta dan jiwa" lalu "iri hati atau dengki" kepada manusia yang berada, atau kenapa manusia yang memiliki fisik yang kurang bagus lalu menjadi "iri hati atau dengki" kepada yang lebih bagus sehingga mencari alasan-alasan yang tidak berlogika seperti "mengulurkan lidah kesana-sini". Semakin jauh perjalan seorang manusia, semakin berwawasanlah ianya.
Ada baiknya kita tingkatkan mutu jalan-jalan ke Luar Negeri, agar tidak kebablasan lagi...

Pada dasarnya, orang tua memegang peranan yang cukup penting terhadap perkembangan anak-anaknya. Jika ada si anak yang tidak tau bertata krama hendaklah jangan menyalahkan
"si Guru yang mendidik melainkan Orang tua yang mengandung!!!!".

Bagus atau tidaknya "akhlaq (sopan santun, etika)" si anak terletak juga pada latar belakang orang tuanya. Jika ada anak yang berakhlaq rendah kemungkinan besar karena latar belakang orang tuanya yang rendah atau kurang bagus. Jika ada anak-anak yang melanjutkan sekolahnya lebih tinggi lagi hingga keluar negeri tetapi tidak juga berakhlaq, ini tidak saja menunjukkan latar belakang orang tuanya yang kurang bagus melainkan celakalah ...

Didalam berkomunikasi atau bergaulpun, etika memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi itu sendiri dapat terjalin bila ada kesamaan salah satu faktor dari para pelakunya, diantaranya:

- Financial
- Education
- Background
- Intellectual

Background atau latar belakang itu sendiri terdari: keluarga, hobi, ide atau pendapat, dll.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin bijaklah ianya. Semakin tinggi usia seseorang, semakin dewasa pula ianya. Mereka-merekalah yang hendaknya layak menjadi contoh dan menuntun yang muda-muda.

Ironisnya, banyak para petani yang tinggal di desa-desa, berpendidikan rendah dan hidup sederhana namun berjiwa bersih, tulus dan menerima hidup ini apa adanya dan bertawakal...