5/08/2008

39*RENUNGAN DIRI ..

Renungan diri...

Hidupku adalah indah dan penuh warna. Alhamdulillah, atas segala yang diberikan oleh-Nya kepadaku, baik suka maupun duka.Mencoba untuk realis dan idealis, ternyata tidak semudah dalam pelaksanaannya. Banyak sandungan yang kuterima dalam menjalani hidupku sehari-hari baik yang datang dari kaum Muslim sendiri maupun kaum Non-Muslim, di dalam dan di luar negeri.Sulitnya lagi, yaitu ketika menghadapi kaumku sendiri. Seringkali kebenaran tenggelam dalam "kebablasan". Mereka membenamkan kebenaran demi nafsu setan dunia. Malah seringnya dunia dan akhirat diaduk menjadi satu. Sedihnya lagi, yang Muslimpun enggan memperlihatkan Identitas Diri kepada khalayak umum, dikarenakan takut akan dijauhi oleh yang lainnya. Menyedihkan sekali!!!Apalagi itu dilakukan oleh masyarakatku sendiri, yaitu masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Muslim-nya jauh lebih banyak dari pada kaum Non-Muslim.

Pengalamanku di luar negeri, ketika kuperlihatkan ID-ku kepada mereka dan berkata, "maafkan saya". Mereka menjawab, "no problem, we are all the same...". Nah...Bagiku pribadi, memperlihatkan ID adalah untuk memperkenalkan diri agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Para non Muslim biasanya akan berhati-hati dalam berbicara yang tidak pantas diucapkan didepan kaum Muslim agar tidak terjadi perselisihan dan perseteruan.

Begitupun dengan hal makanan, mereka dengan senang hati menerima penolakan dalam ajakan yang menyangkut dengan makanan non-halal dan mau mengerti alasan-alasannya kenapa.Aku menikmati sekali kehidupanku, di dalam maupun di luar negeri. Dalam pergaulanpun aku selalu memilih mereka-mereka yang berilmu dan dengan senang sekali kalau digurui sehingga sedikit banyak ada ilmu-ilmu mereka yang kucuri...
Aneh rasanya, ada masyarakat Indonesia yang enggan untuk digurui... mungkinkah karena ilmu mereka yang sudah sedemikian tinggi bak para profesor?

Hanya orang bodohlah yang tidak ingin memiliki ilmu, seharusnya kita belajar hingga ke akhirnya, yaitu kapan? Ketika si roh pergi meninggalkan jasad...Belajar... bergaullah dengan mereka yang terpelajar, buku, media massa dsb... kalaupun perlu dan memungkinkan... ber-sekolah kembali.Justru kadang-kadang kebablasan datang dari mereka yang berpendidikan, terutama dari mereka yang tinggal di luar negeri atau yang menikah dengan orang asing yang nenemukan Identitas Baru.

Ada yang merasa seakan-akan "I'm the best dan mencari perhatian agar dikenal oleh semua orang". Lalu, membuka diri dengan segala pernak-pernik untuk dipamerkan kepada orang-orang yang tidak dikenal, dan bercerita diri atau bangga diri (Ujub) yang berlebihan bagaikan kacang yang lupa kulit, padahal apa yang diperoleh belum seberapa dibandingkan dengan orang lain, atau si pemberi Nikmat yaitu Allah yang Maha Kaya.

Justru dengan berendah hati (Tawadhu') akan memberi kesan seseorang yang tau bersyukur akan kenikmatan yang akhirnya didapat atau diperoleh dari-Nya, dan juga mendapat respek dari masyarakat sekitar dengan ditinggikan derajatnya di dunia.

Insyaallah ...