12/21/2007

3*Artikel kena cekal-Kompas.com


Artikel ngawur yang kena cekal:
DIBELAKANG "JUST FOR YOU" DAN MASY. MINORITAS INDONESIA

Salam Zev...

Numpang lewat sebentar... kalau layak ditayangkan ya silahkan. Sekedar menjernihkan suasana dibelakang layar "Just for you" yang saya kirimkana beberapa waktu yang lalu untuk anda yang menceritakan pengalaman saya yang tidak biasa saya liat seperti ketika menjadi tamu dari sekelompok etnik Timur Tengah dalam perayaan Ied Fitri, yaitu ketika anak-anak mereka makan daging mentah dan ketika makanan dihidangkan saya juga meliat bagaimana mereka menikmati sup yang disediakan dalam beberapa bowl tapi dinikmati beramai-ramai, mungkin ada pembaca yang j**** tapi kalau makan cakar dan usus ayam gimana ya..., disamping persedian piring mereka yang terbatas kebalikan dengan masyarakat kita yang kebanyakan piring tapi terbatas makanan, sedih saya Zev.... Lain bangsa lain pula adatnya. Saya kutipkan sebagian Just for you nya:

(......Ada beberapa kejadian yang tidak biasanya terjadi, ketika kita sedang mempersiapkan makanan untuk dimasak. Beberapa anak-anak yang saya kira ikut membantu menusukkan souvla ketusukannya ternyata memasukkannya kedalam mulut... WOW!!!
Saya sempat protes dengan yang lain-lainnya tapi .....

Satu lagi kejadian yang tidak biasanya terjadi ketika yang lainnya mulai berdatangan, kok ada dari mereka yang bawa piring? Hahahah... Ternyata yang punya rumah kekurangan piring....hahahah... Dan pestapun berlangsung apa adanya, penuh dengan makanan terutama daging. Satu hal yang masih sangat-sangat sulit mengikuti cara makan mereka, yaitu ketika mereka satu persatu mengambil sup dari bowl dengan sendok makan tapi langsung dipindahkan ke mulut .............. Ah... ingat rakyatku ditempat-tempat penampungan sana, makan apa ya mereka???
....)


Copy-an diatas mengingatkan saya nun jauuuuhh.... kesana, ke Indonesia, setiap kali saya menyusun menu harian atau setiap berbelanja pakaian dimana setiap tahun saya mendapat 4 kali SMS discount 50-70%. Sebenarnya enggan untuk berbelanja disamping dana terbatas, tapi gimana ya.... pekerjaan yang menuntut bukan saya, bukankah lebih baik berhemat agar ada yang bisa dikirim buat saudara-saudara kita yang sedang dalam bencana???

Dari email saya untuk anda, apakah ada perkataan yang menyinggung orang lain sehingga muncul kata, "Just around the Corner"? Siapakah dia Just around the Corner? Keliatannya yang bersangkutan dendam membara ke saya pribadi, nga tau kenapa. Mungkin juga karena email saya untuk seorang kokier yang menceritakan bagaimana perilaku TKW asing disini. Ya.. seperti itu yang di Timur Tengah sana. Disini prostitusinya dilakukan oleh sebagian dari mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga seperti dari Afrika, Cina, Indonesia, Sri Lanka, Filipina, Eropah Timur dll. Yang terkenal dan jadi berita orang-orang disini justru dari Cina, kenapa? Karena dilakukan juga oleh sebagian "student" dengan mendatangi dan menawarkan diri dari satu toko ke toko lainnya dengan pakaian bawahan tembus pandang yang mengundang, seharga US $10.

Kembali ke Judul diatas, siapakah masyarakat minoritas Indonesia? Di Sumatera mereka menyebutkan asal negara dan nama kota dimana yang bersangkutan menetap. Seperti dari Pekan baru, mereka memperkenalkan diri sebagai Cina Pekan baru atau dari Palembang sebagai Cina Palembang dsb. Tetapi yang terkenal paling kasar yaitu Cina Medan! Sehingga antara Sumatran dan pendatang ada gap. Mereka menganggap diri lebih berkelas mungkin karena secara fisik merasa lebih unggul dan melihat rendah masyarakat mayoritas, padahal awalnya banyak leluhur mereka yang datang ke Indonesia sebagai buruh. Makanya jangan heran kalau dulunya kita pernah beberapa kali bentrok dengan mereka.

Inikah yang menelatari yang bersangkutan beserta gerombolan tersinggung? Maaf, saya memang tidak gaul dan tidak juga tertarik mengikuti balapannya yang heboh kayak anak-anak (childish), mungkin "malaikat" tau type manusia yang manakah itu? Kalau mengkritik tentang pemerintah Indonesia juga berteriak-teriak tanpa kontrol diri seakan-akan itulah yang namanya nasionalis, giliran ethnicnya yang disebut atau dikritik malah seperti cacing kepanasan... memalukan sekali! Itulah manusia. Seharusnya sebagai minoritas atau pendatang cobalah menerapkan kata-kata "dimana bumi dipijak situ-lah yang tau diri". Buka mata lebar-lebar, kalau nga bisa ya kesalon... Gayung bersambut!!!

Sebagai pendatang, apa salahnya memperlihatkan rasa respek dan mempelajari adat istiadat setempat apalagi mayoritas umatnya yang beragama Islam yang mengagungkan AKHLAQ, Tawadhu' (rendah hati atau tidak pamer ditempat umum, menyumbang tapi tidak sampai terlihat tangan sebelah), dan juga diharuskan memilih-milih dalam berteman jadi bukannya "sombong" kalau tidak mau bergaul. Dalam Islam juga tertulis bahwa "Semua orang Islam itu bersaudara", dan juga "Mencaci maki sesama Muslim itu sama dengan memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal". Cukup HINA bukan? Coba lihat masyarakat Cina di Malaysia, jauuuuhh... sekali perbedaan akhlaknya dibandingkan dengan masyarakat Cina Indonesia khususnya "generasi baru". Apalagi dengan mereka yang menetap di Pulau Jawa, mereka malu mengaku sebagai orang Cina, malah ada yang mengaku sebagai orang Jawa hanya karena lahir dan besar di Pulau Jawa. Semudah itukah mengganti DNA atau ID? Bisa jadi alasannya karena perilaku/adab masyarakatnya di negari leluhur yang negatif seperti yang mereka tulis sendiri di kolom ini membuat mereka malu untuk mengakui asal leluhur mereka, ibarat kacang lupa kulit, duh belagunya! Sok Indonesia (nasionalis), yang asli Indonesia aja nga nasionalis hehheh...

Mungkin kita sebagai bangsa pribumi terlalu welcome (nrimo) kepada mereka sehingga mereka ngelunjak. Ketika Gus Dur menjadi Presiden, beberapakali beliau me-recognise budaya Cina menjadi bagian dari Indonesia? Politik tradisional Gus Dur yang "ramah dan bersahabat", lagi-lagi khasnya orang Jawa, khasnya orang Islam yang dilarang mencurigai orang lain. Akhirnya, mereka mulai minta ini dan itu. Liat saja beberapa waktu yang lalu sekelompok dari mereka menuntut salah satu ethnic mereka untuk dimasukkan kedalam daftar sebagai salah satu Pahlawan Nasional... ada juga yang mulai men-cina-kan Indonesia seperti memasukkan nama salah satu tokoh Cina di tempat yang salah, silahkan cari di wikipedia nama Yap Thiam Hien.

Jujur saja, saya khawatir. Khawatir akan influx mereka yang semakin tinggi dan permintaan serta perilaku yang tidak terkendali, cepat atau lambat Indonesia akan berubah seperti Singapura, dimana negara yang tadinya dipimpin oleh bangsa Melayu tetapi tidak lagi dipimpin oleh bangsa Melayu atau seperti Malaysia dimana jumlah masyarakat Melayu-nya semakin tersaingi oleh masyarakat Cina, wajah Malaysia-pun lebih banyak ditempeli pernak pernik Cina sehingga menutup wajah Melayu-nya, dimana-mana teng...teng... teng..teng... kalau ada yang meninggal, suara ribut memekakkan telinga yang dipukul semalaman suntuk untuk mengusir makhuk halus agar si mayat tidak dibawa lari. Siap-siap saja kita nga bisa tidur selama seminggu. Juga dor..dor.. doran mercon disiang bolong setiap Xong Xi Fa Chai (?), kasiankan anak-anak bayi yang terkaget-kaget. Apakah kita siap, siap untuk dikemudikan dan dijajah oleh masyarakat minoritas seperti yang jelas-jelas sudah terlihat di kolom ini????

Maaf Zev, saya pernah diajak bergabung dengan salah satu golpol, saya tolak karena misinya tidak sesuai dengan hati nurani. Ketika ikutan dalam salah satu organisasi saya sempat mau dilatih oleh si boss utk berpolitik. Sebenarnya saya tertarik juga, bukan duitnya tapi GR-nya heheh... saya pilih ke LN alasannya masih mau jalan-jalan nikmati musim gugur dan musim semi. Nanti kalau saya udah niat pulang, ingin tuh coba-coba kesana. Kira-kira gimana ya hehehhh...

Salam manis, dariku yang takut dijajah!

*Nanti sebelum berangkat liburan ke Malaysia, akan saya kirimkan satu lagi semoga layak ditayangkan.

(December 19, 2007)

No comments: