6/10/2010

* MEMBUNUH HAM

Fri, Jun 11th 2010, 11:07

Mayat Berluka Bacok Ditemukan di Indrapuri
* Tukang Tambal Ban Dihujani Sangkur


Utama
BANDA ACEH - Warga Gampong Reukih Dayah, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Rabu (9/6) malam, dikejutkan oleh penemuan sesosok mayat pria tanpa identitas. Mayat berluka bacok di tangan kiri dan pelipisnya itu, ditemukan telungkup di kawasan Krueng Iboeh, kecamatan setempat. Mayat itu langsung diboyong ke Instalasi Kamar Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, untuk divisum.

Kapolres Aceh Besar, AKBP Agus Susanto SIK melalui Kapolsek Indrapuri Ipda Irwanto Harahap yang dihubungi Serambi, Kamis (10/6) pagi, menyebutkan bahwa penemuan mayat itu pertama kali diketahui Muliadi (40), warga Reukih Dayah, sekitar pukul 18.30 WIB. Menjelang magrib itu Muliadi berniat memancing ikan ke Sungai Iboeh. Tanpa sengaja, pandangannya tertumbuk pada satu benda yang tak jauh darinya. Curiga, ia dekati benda itu. Ternyata mayat laki-laki berluka bacok.

Kabar penemuan mayat itu pun langsung tersebar di kalangan warga Desa Reukih Dayah dan Gampong Lamkareung. Warga pun berbondong-bondong menuju lokasi penemuan untuk memastikan mayat siapa gerangan. Tapi, dari puluhan bahkan ratusan warga yang datang, tak seorang pun di antara mereka yang mengenali jasad pria tersebut.

Bahkan, warga dari dua desa itu menduga korban merupakan warga desa lain yang sengaja dibuang di Gampong Reukih Daya. Kapolsek Indrapuri menyebut bahwa saat dievakuasi, relawan PMI Cabang Aceh Besar yang dibantu aparat dan warga setempat, tidak menemukan secarik dokumen identitas apa-apa dari diri korban. Hanya ada pakaian di badan dan cincin yang masih melekat di jari kirinya. “Dari identifikasi kami saat ditemukan korban mengenakan kemeja orange petak-petak dan memakai celana katun warna krem. Selain itu, di jari kelingking tangan kiri korban terdapat cincin putih. Sementara identitas lain belum kami peroleh,” sebut Irwanto.

Dari segi fisik, rinci Irwanto, korban diperkirakan berumur 35 tahun, berambut ikal, kulit sawo matang, dan tinggi badan sekitar 170 centimeter. “Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan dan mencari bukti-bukti di sekitar lokasi kejadian,” ungkap Irwanto. Hingga tadi malam, jenazah pria tanpa identitas itu masih berada di Instalasi Kamar Jenazah RSUZA Banda Aceh.

Dihujani sangkur
Dari Tapaktuan dilaporkan, Hendra Kusman (27), warga Desa Ladang Tuha, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Kamis (10/6) subuh, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum dr Yulidin Away (RSUYA) Tapaktuan. Kepala dan tangannya luka serius akibat dibacok tiga pemuda yang belum diketahui nama dan domisilinya.

Camat Pasie Raja, H Rustam, kepada Serambi, Kamis (10/6) mengatakan, berdasarkan keterangan korban, peristiwa itu terjadi pukul 04.00 WIB menjelang subuh. Saat itu tiga pemuda yang mengendarai dua sepeda motor (sepmor) jenis Supra tiba-tiba berhenti di depan kios tambal ban milik korban.

Tak jelas apa tujuan utama para pemuda itu mampir ke kios yang juga menjual bahan bakar minyak (BBM) itu. Sebab, begitu sampai, ketiganya langsung mengetuk pintu. Korban yang sedang tidur sendirian langsung bangun dan membuka pintu. Ia menduga ada tamu yang hendak menambal ban atau membeli minyak.

Maksud kedatangan mereka belum terjawab, tiba-tiba saja dua di antara tiga tamu tak diundang itu membacokkan sangkur tajam ke kepala korban. Berkali-kali. Akibatnya, selain kepala, tangan dan lima jari tangan kanan korban juga luka serius saat menepis dan menangkap pisau yang diayunkan pelaku.

Derita korban ternyata belum berakhir. Setelah dibacok, pelaku dibawa ke dalam kamar sambil dicekik lehernya. Menduga korban tak lagi bernyawa, ketiga pelaku langsung kabur ke arah Kutafajar, Kecamatan Kluet Utara. Tapi mereka sudah sempat membuka laci dan melarikan handphone (hp) dan barang dagangan milik korban, terutama alat-alat perlengkapan sepeda motor.

Korban yang bersimbah darah tapi masih sadar, berupaya bangun. Ia berjalan kaki ke rumah kakaknya, Karmisah yang merupakan Kepala Puskesmas Ladang Tuha. Rumah kakaknya ke puskemas itu berjarak 150 meter. Tapi begitu Karmisah melihat kondisi adiknya bersimbah darah, langsung ia larikan ke RSUYA Tapaktuan naik mobil ambulans.

Korban yang kini dirawat instensif di ruang bedah pria RSUYA, kepada Serambi mengakui tidak mengenal tiga pemuda yang membacoknya dengan pisau jenis sangkur. Ia hanya ingat bahwa tiga pemuda yang mengendarai dua sepeda motor itu datang dan mengetuk pintu kiosnya. Menduga yang datang itu ingin menempel ban atau membeli bahan bakar, korban langsung membuka pintu, tanpa rasa curiga.

Ketika pintu dibuka, tanpa sepatah kata pun, pelaku langsung menghujani kepala korban dengan sangkur. Lengan dan jari kanan korban luka serius saat menepis dan menangkap pisau dari tangan pelaku. Leher korban juga sempat dicekik pelaku di dalam kamar. Hendra mengaku tak tahu kenapa ia dianiaya, karena selama ini ia merasa tak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain. “Sehari-hari saya sibuk dengan pekerjaan saya, menempel ban dan menjual BBM. Tak sempat ada masalah dengan orang lain,” katanya.

Camat Rustam mengimbau para kepala desa dan masyarakat di kecamatan itu lebih serius menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan agar peristiwa seperti yang dialami Hendra Kusman tidak terulang lagi. “Masyarakat harus lebih waspada,” imbaunya. Sementara itu, Kapolres Aceh Selatan, AKBP Awi Setiyono SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Novi Edyanto, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya juga telah turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengecek langsung kondisi korban di RSUYA Tapaktuan.

Novi Edyanto mengatakan, pembacokan yang menimpa Hendra diduga bermotif balas dendam, karena di dalam peristiwa menjelang subuh itu tak ada barang berharga yang hilang atau dibawa kabur pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya itu. “Kasus ini masih dalam penyelidikan. Pelakunya terus diuber polisi,” kata Novi Edyanto. (mir/az)


http://www.serambinews.com/news/view/32525/mayat-berluka-bacok-ditemukan-di-indrapuri
__________________

** Apa untungnya membunuh orang lain?

* POLRI YANG MELANGGAR HAM

Fri, Jun 11th 2010, 11:56

Polisi Tembak Mati Warga Aceh Timur
* Diduga Mencuri Getah

Utama
Petugas UGD Rumah Sakit Umum Cut Mutia sedang menangani jenazah Raden yang tewas tertembak di kawasan Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara, Kamis (10/6). SERAMBI/SAIFUL BAHRI
LHOKSEUMAWE - Raden (25), warga Bagok, Aceh Timur, tewas setelah perutnya ditembus peluru yang ditembakkan seorang oknum polisi yang sedang mengawal aktivitas PT Satya Agung di Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara, Kamis (10/6) menjelang magrib. “Raden ditembak karena ia mencuri getah di perkebunan karet PT Satya Agung,” kata Kapolres Lhokseumawe AKBP Zulkifli saat ditanyai Serambi, tadi malam.

Berdasarkan informasi dihimpun dari berbagai sumber, menjelang magrib kemarin banyak warga yang mendengar sekitar delapan kali suara tembakan di areal perkebunan karet, tepatnya di Dusun Leubok Pakam, Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Simpang Keuramat. Tak lama setelah suara tembakan itu reda, ternyata Raden, warga Aceh Timur yang dan menetap di desa itu sejak 1,5 tahun lalu, ditemukan tewas bersimbah darah. Korban pun langsung dievakuasi naik mobil patroli Polsek Simpang Keuramat ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe.

Keuchik Meunasah Dayah, Saiful Bahri, menyatakan tak tahu persis awal mula insiden itu, karena saat kejadian dia sedang tak berada di tempat. Tapi berdasarkan informasi yang dia himpun dari warganya, sebelum Raden tewas banyak warga yang mendengar suara tembakan. Jumlahnya diperkirakan sekitar delapan kali.

Sedangkan motif penembakan Raden, menurut Saiful, masih simpang siur. Versi masyarakat menyebutkan bahwa dia sedang pulang dari menderes getah (karet) dengan berjalan kaki. Sedangkan yang dikejar oknum polisi justru dua orang yang ditengarai mencuri karet, tapi mereka lari naik sepeda motor. Dengan demikian, Raden diduga korban peluru nyasar.

Namun, versi lain menyebutkan bahwa Radenlah yang diyakini polisi sebagai pencuri getah. Apalagi, polisi menemukan empat karung getah di tempat korban dipergoki dan akhirnya didor. “Jadi pastinya saya tidak tahu, karena saya pun baru akan meluncur ke lokasi kejadian,” ujar Keuchik Saiful Bahri via telepon pukul 21.0 WIB tadi malam.

Berdasarkan data rumah sakit, korban diantar naik mobil patroli Polsek Simpang Keuramat sekitar pukul 18.45 WIB dalam keadaan sudah tak bernyawa. Berdasarkan hasil visum, di sekujur tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan/penyiksaan. Hanya ada luka berbentuk lubang kecil di bagian punggung belakang dan luka lubang lebih besar di atas pusat korban. Luka di bagian depan itulah yang membuat usus korban menjulur ke luar. Usai ditangani petugas di Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Cut Meutia, sekitar satu jam kemudian jenazah korban dievakuasi ke ruang kamar mayat RSU tersebut.

Diduga curi getah
Sementara itu, Kapolres Lhokseumawe AKBP Zulkifli yang dihubungi Serambi tadi malam membenarkan, ada seorang pria yang tewas ditembak anggota kepolisian yang sedang bertugas menjaga keamanan di PT Satya Agung. Korban diduga terlibat mencuri getah milik perusahaan perkebunan yang berlokasi di pedalaman Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara itu, persisnya di kawasan Simpang Tiga Lubuk Pakam.

Sejauh ini, Polres Lhokseumawe telah menahan di mapolres setempat dua oknum polisi, satu di antaranya diduga sebagai pelaku penembakan. “Apa pun alasannya, dia dinyatakan telah melanggar hukum dan akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Kapolres sembari meminta maaf kepada warga jika ada tingkah laku anggotanya yang tidak menyenangkan serta menyakiti hati masyarakat.

Menurut Zulkifli, dua anggota polisi jajaran Polres Lhokseumawe itu memang sedang ditugaskan menjaga keamanan di PT Satya Agung, Simpang Keuramat. Saat kedua personel polisi itu menjaga keamanan, tiba-tiba ada tiga pria yang diduga pencuri getah, datang dengan cara mengendap-endap.

Melihat patroli polisi datang, kata Kapolres, tiga pria itu langsung lari, masuk ke semak belukar. Pada saai itulah polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara tiga kali. Namun, ketiga pria itu tidak mengindahkannya, sehingga polisi melepaskan tembakan ke kaki tersangka. Tapi ternyata tembakannya meleset. Yang terkena justru perut Raden, sehingga ia menemui ajal di tempat kejadian. Sedangkan dua temannya berhasil kabur dan sampai tadi malam belum diketahui keberadaannya. “Namun, di lokasi kejadian polisi berhasil menyita barang bukti berupa empat karung getah, tiga sepeda motor yang diduga milik korban dan dua temannya,” kata Kapolres melalui telepon genggamnya. (bah/ib)

http://www.serambinews.com/news/view/32520/polisi-tembak-mati-warga-aceh-timur
__________________________

** Capek kasih komentar...



6/09/2010

* LAGI-LAGI PELANGARAN HAM DI ACEH

Wed, Jun 2nd 2010, 09:21

Diduga Terlibat Pencurian Pompa Air
Dua Pemuda Leugue Dibalbal Warga


Aceh Timur
IDI - Zul (28) dan Is (25), pemuda Desa Leugeu, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, babak belur dihajar massa, Senin (31/5) malam. Keduanya menjadi bulan-bulanan warga karena diduga terlibat pencurian mesin pompa air. Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, melalui Kapolsek Peureulak Kota, AKP Andi Syahrul, mengatakan, warga sejumlah desa, termasuk Desa Keumuning, selama ini diresahkan dengan sering hilangnya mesin pompa air. Untuk mengetahui siapa pelakunya, warga pun melakukan pengintaian. Upaya warga tak sia-sia. Mereka menyakini kalau mesin pompa air hilang akibat dicuri kedua tersangka.


“Menurut informasi, saat warga sudah mengetahui bahwa kedua tersangka merupakan pelaku pencurian mesin itu. Warga pun memanggil dan mengintrogasi keduanya. Dari introgasi tersebut, keduanya mengakui perbuatan. Tak ayal pengakuan itu membuat warga berang. Dan dengan serta merta kedua pemuda itupun dihadiahi bogem mentah,” ungkapnya.

Dikatakan, usai membabak-belurkan kedua pelaku, warga kemudian menyerahkan paa tersangka ke aparat kepolisian setempat. “Saat diserahkan ke polisi, salah satu tersangka sudah babak belur. Polisi pun segera membawanya ke rumah sakit terdekat,” ujar Andi Syahrul sambil menambahkan bahwa kedua tersangka kini diamankan di Mapolsek Peureulak untuk pengusutan lebih lanjut.(na)

http://www.serambinews.com/news/view/31906/dua-pemuda-leugue-dibalbal-warga


Sat, May 29th 2010, 11:53

Curi Padi Lima Karung
Usai Dibal-bal, Diikat di Pohon

Pidie
SIGLI - Ilhamsyah bin Abdul Jalil (27) warga Gampong Jaman Mesjid Kecamatan Mutiara Pidie, Kamis (27/5) dini hari sekira pukul 03.00 WIB dihambo (dipukuli-red) warga hingga babak belur setelah tertangkap basah mencuri padi lima karung milik warga Gampong Lingkok Gajah, Mutiara Pidie. Kapolres Pidie, AKBP Dumadi SStMK didampingi Kapolsek Mutiara, Iptu Jamaluddin kepada Prohaba, Jumat (28/5) mengatakan, Ilhamsyah dihambo warga karena kedapatan mencuri padi milik warga Gampong Lingkok Gajah. Sebelumnya, warga telah mengintai gerak gerik tersangka. “Karena kesal atas ulah pelaku pada dini hari itu, warga memukulinya hingga bonyok bagian wajah dan kepalanya serta mengikat di pokok kayu di kebun warga Gampong Trubue hingga pagi harinya,” sebut Kapolsek Mutiara, Iptu Jamaluddin.


Polisi yang turun ke lokasi, usai mendapat laporan, segera memboyong anak muda tersebut ke Puskesmas Kecamatan, dalam kondisi babak belur. Ditambahkan, Ilhamsyah, merupakan pelaku yang telah keluar masuk sel dalam kasus pencurian. Sebelumnya, pada April 2009 lalu dia terlibat dalam kasus pencurian 42 unit jam tangan dan delapan lempeng baterai jam dipusat pasat Kota Beureunun dengan menjalani masa hukuman tujuh bulan kurungan. “Tapi setelah menghirup udara bebas, malah dua pekan kemudian dia lagi-lagi terlibat dengan kasu pencurian padi dengan menggunakan sepeda motor BL 4523 PP milik warga Lingkok Gajah sebanyak lima karung,” ujarnya. Ditegaskan Jamuluddin, atas tindakan pencurian oleh pelaku tersebut, pihaknya akan membidik Ilhamsyah dengan pasal 365 jo 55 dengan ancaman kurungan perjara selama lima tahun.(c43)

http://www.serambinews.com/news/view/31663/usai-dibal-bal-diikat-di-pohon



Sat, May 29th 2010, 11:54

Dituduh Pelihara Beguganjang
Rumah Janda Tua Dihamok Warga

Aceh Tenggara
KUTACANE - Lagi-lagi kasus berlatar santet yang tak jelas juntrungnya, memakan korban. Kali ini, rumah Tiodor Sinaga (60) janda tua, warga Desa Lawe Sigala Timur, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara, diobrak abrik ratusan warga, Jumat (28/5) dinihari WIB, hanya karena diduga wanita tua itu memelihara begu ganjang (hantu pembunuh menurut kepercayaan sebagian warga Batak-red). Bukan hanya rumahnya dihancurkan, janda tua yang miskin itu juga dihajar massa dan terpaksa dirawat di Klinik Amanah Kutacane Lama karena mengalami luka-luka.


Kapolres Agara, AKBP Drs Arsyad KH dan jajaran Polsek Lawe Sigala-gala langsung turun ke TKP dan mengamankan rumah berikut korban. Polisi terpaksa memberikan tembakan peringatan untuk membubarkan amukan massa yang menghancurkan rumah korban dengan batu dan jenis lainnya. Sejumlah warga, Jumat (28/5) mengatakan, selama ini, mereka mencurigai kalau korban diduga ada memelihara hantu beguganjang. Warga juga mengaku seperti suara anak bayi menangis dan suara korban menangis tersedu-sedu di saat larut malam serta berjalan-jalan di saat warga sudah tertidur pulas.

Selain itu, kata warga di desa tersebut, juga sering ada warga yang sakit secara mendadak dan beberapa waktu lalu ada kuburan yang dibongkar dan diambil bagian kerangkanya, sehingga warga mencurigai adanya orang yang belajar ilmu hitam atau memelihara begu ganjang di daerah tersebut. Menurutnya, dengan kejadian tersebut, mereka mencurigai, kalau Tiodor Sinaga telah memelihara begu ganjang. Secara terpisah, Korban, T Sinaga, membantah dengan keras jika dirinya diisukan melihara begu ganjang. “Saya tak habis pikir, untuk apa saya memelihara yang bukan-bukan. Dan apa target saya,” katanya seraya meminta pihak terkait mengusut tuntas kasus tersebut.(as)

http://www.serambinews.com/news/view/31664/rumah-janda-tua-dihamok-warga
_________________________

** Mungkin saja bosan atau capek mengurusi urusan seperti di atas, makanya polisinya jadi cuek. Atau, polisinya Rasis dengan hukum Syariah!!!