4/13/2009

69*BERTEMU DENGAN CHRIS ...


Dia menyapa dengan sopan. Lalu, menambahkan foto-foto lainnya tanpa terlihat show off. Laut yang biru di kepulauan Yunani yang khas beserta foto dirinya yang sedang mengemudikan boat dan beberapa yang lainnya, tetapi wajahnya itu... seperti tidak ingin ditampilkan.

Membaca profile dan foto-fotonya yang ditampilkan, saya merasa tertarik. Tertarik akan sosok yang ditampilkan, dan hanya terbatas tertarik, karena saya menyadari jauh dilubuk hati, akan "keyakinan" kami yang berbeda.

Di dalam salah satu emailnya, dia melampirkan 2 buah foto yang diambilnya pada pagi itu. Indah..

Kamipun setuju untuk bertemu, bertemu untuk hanya sekedar berkenalan karena sama-sama tertarik dengan photography. Tentunya setelah yakin bahwa orangnya adalah "real" dan bukan Asian yang convert menjadi Caucasian.

Saya mencarinya disebuah kafe lokal yang tidak kalah besar dan ramai dibandingkan Starsbuck Cafe. Sendiri, duduk jauh dibagian dalam didekat pintu belakang menuju ke tempat parkir. Rambutnya yang khas, gelap bercampur abu-abu sekalipun baru berusia diakhir 40an tahun dan panjang hingga dibawah pundak. Khas seorang artist tetapi tidak nyentrik. Dan saya sadar, saya tidak sedang bertemu dengan seorang biasa yang bisa ditemui dimana saja.

Dia berbeda, dan dia memiliki nama yang dikagumi di luar negeri dari pada di kampung halamannya sendiri, yang menurutnya tidak ada seorangpun yang mengenalinya. Tampil beberapa kali di stasiun televisi dunia seperti di US dan UK dan terakhir bekerja sama dengan beberapa perusahan di Saudi Arabia. Dia adalah seorang multimedia designer, underwater film director, dan photographer, yang mungkin tanpa kita sadari film-film dokumentar alam bawah airnya pernah kita saksikan melalui channel Discovery dan National Geographics.

Pakaiannya casual, suka-sukanya. Tidak ada yang terlihat mewah kecuali bahan celana ala bahan tilam, namun terlihat bagus dan mahal. Percaya dirinya cukup tinggi tetapi santai sehingga saya merasa comfortable berbincang-bincang dengannya. Sempat-sempatnya kami tertawa lepas ketika saya menceritakan tadinya saya sempat membaca sebuah judul berita online, seorang pria Saudi menceraikan istrinya melalui SMS.

Katanya, dia merasa sendiri karena tidak memiliki teman, dan tidak tertarik bergaul dengan komunitasnya sendiri dikarenakan mental mereka yang berbeda. Dia berbicara ketika perlu, begitu juga tertawa. Jika tidak, dia memilih diam. Dia tidak juga suka shopping (perempuan), tetapi mudah mendapatkan yang diinginkannya. Dan saya tau itu.

Ketika kami harus berpisah, dia meminta saya untuk dinner bersama. Saya menolak dengan sopan dengan alasan yang tidak jelas karena begitu sulit sekali untuk menjelaskannya melalui lisan dan berjanji akan menerangkannya melalui tulisan. Karena, sedari awal kami memang tidak ada niat untuk kesana...

Dan...dia tidak membalas pesan saya.

Entahlah, mungkin sayanya yang kurang pergaulan karena memilih-milih.





4/04/2009

67* SEMOGA SEHAT KEMBALI


Saya mengenal Bapak Prof. DR. Winarno Surakhmat atau yang kami panggil dengan sebutan Oom Win, ketika mengikuti kedua orang tua saya yang saat itu bekerja di Negara Brunei Darussalam selama kurang lebih 11 tahun. Sopan santun beliau begitu luar biasa tinggi, seakan-akan saya adalah....

Setiap saat bertemu dengannya, selalu meninggalkan kesan yang cukup mendalam kususnya kepada saya pribadi.
Sulit sekali untuk menjelaskannya, karena tidak pernah selama hidup saya bertemu dengan orang yang seperti beliau

Sekalipun diusianya yang telah senja, tetapi beliau masih tetap aktif mendidik dan berbagi Ilmu kepada generasi muda Indonesia, mengingatkan saya akan halnya Ayah saya sendiri yang secara sukarela membagikan pengetahuan beliau kepada para junior, termasuk kesemua buku perpustakaan yang ada ikut dipindahkan ke tempat dimana beliau pernah berbakti. Walaupun pensiunan beliau hanya cukup-cukupan untuk bahan bakar kenderaan.

Mulianya para guru, bukan?